PENGERTIAN DAN
FAEDAH MEMPELAJARI AKHLAK TASAWUF
Makalah mata kuliah:
Akhlak Tasawuf
Oleh :
MIMI MUTHI’ATILLAH
No Induk: 1110034000074
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H/ 2011 M
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan
salam semoga di limpahkan atas Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabat dan sekalian umatnya yang beriman.
Atas berkat karunia serta inayahnya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengertian akhlak Tasawuf dan faedah
mempelajarinya” Penyusunan makalah ini adalah demi memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Akhlah Tasawuf” Program Fakultas Usuluddin Dan Filsafat
Kami menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini tidak
menutup kemungkinan terdapat kesalahan da kekurangan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Maret 2011
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
Tasawuf merupakan satu
cabang ilmu keislaman yang sudah diakui kebenarannya. Dari segi penamaan, ia
ternyata baru muncul dalam dunia Islam. Namun hakikatnya tasawuf itu sudahpun
wujud di zaman Nabi s.a.w. dan lebih dikenali dengan nama ilmu ihsan, ilmu nafi`,
ilmu batin atau ilmu di dalam hati (fi al-qalb). Nama tasawuf hanya mula
muncul di zaman pengkelasan ilmu. Ilmu ini semakin hari semakin dipinggirkan,
bahkan ia merupakan ilmu yang mula-mula akan pupus dari jiwa manusia. Mengenai
ilmu ini `Ubadah bin Samit menjelaskan “sekiranya engkau ingin tahu, akan aku
khabarkan kepadamu ilmu yang mula-mula diangkat dari manusia, iaitu al-khusyu`”.
Tulisan ini akan menjelaskan mengenai ilmu tasawuf tersebut dengan memberikan
tumpuan kepada konsep dan kedudukannya dalam Islam, cara mencapainya dan juga
peranannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Akhlak secara etimologi adalah bentuk jamak dari “khuluq” yang artinya budi pekerti, tingkah laku,
perangai atau tabi’at Mempunyai sinonim etika dan moral Etika dan moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata etos :
kebiasaan dan mores artinya kebiasaannya. Kata akhlaq berasal dari kata kerja
khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq maknanya pencipta atau Tuhan dan
makhluq artinya yang diciptakan, sedangkang khalaq maknanya penciptaan. Kata
khalaqa yang mempunyai kata yang seakar diatas mengandung maksud bahwa akhlaq
merupakan jalinan yang mengikat atas kehendak Tuhan dan manusia. perilaku
atupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan) maka hal itu
disebut sebagai akhlaq hakiki. Dengan demikian akhlaq dapat dimaknai tata
aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan
serta alam semesta
Akhlak secara Terminologi adalah
a) Imam Ghozali :
Akhlak secara Terminologi adalah
a) Imam Ghozali :
الخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر الأفعال بسهولة ويسر من غير
حاجة إلى فكر ورؤية
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran maupun pertimbangan?.
b) Ibnu Maskawaih :
الخلق حال للنفس داعية لها إلى أفعالها من غير فكر وروية
Akhlaq adalah gerak jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan dengan tidak membutuhkan pikiran.
c) Menurut Ahmad Amin :
الخلق عادة الإرادة
Khuluq (akhlaq) adalah membiasakan kehendak.
Dari berbagai definisi diatas, definisi yang disampaikan oleh Ahmad Amin lebih jelas menampakkan unsur yang mendorong terjadinya akhlaq yaitu adah : kebiasaan dan iradah : kehendak. Jika ditampilkan satu contoh proses akhlaq adalah ;
1) Dalam adah harus ada kecenderungan untuk melakukan sesuatu, terdapat pengulangan yang sering dikerjakan sehingga tidak memerlukan pikiran.
2) Dalam iradah: a) lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan) melalui indra-इन्द्रन्य b) muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara keinginan-keinginan itu Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain.
B. Pengertian Akhlak dan Objek
Kajiannya
- Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
- Objek kajiannya adalah perbuatan manusia, dan norma atau aturan yang dijadikan untuk mengukur perbuatan dari segi baik dan buruk
- Akhlak dalam Islam memiliki fungsi utama. Al-Qur’an menjelaskan konsep baik dengan istilah:
- Pembentukan akhlak dilakukan tumbuhnya keyakinan akan keesaan Tuhan (unity of God) dan kesatuan kemanusiaan (unity of human beings). Kesatuan kemanusiaan menghasilakn konsep kesetaraan sosial (social equity). Rukun Islam menekankan pada aspek Ibadah yang menjadi sarana pembinaan akhlak, karena ibadah memiliki fungsi sosial.
- Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik (QS. 16: 125, 28: 84)
- Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan jiwa (QS. 2: 57).
- Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS. 2: 158).
- Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang disukai Allah (QS. 17: 79).
- Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari (QS. 17: 23).
6. Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik (QS. 2: 177).
C. Sejarah
Tasawuf
Dalam
sejarahnya, tasawuf (Islam) berkembang pada akhir abad 8 M hingga mencapai
puncaknya di tangan Jalaluddin Ar-Rumi
dan Ibnu Arabi pada abad 12 - 13 M. Kebanyakan orang menyangka tasawuf lahir
sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan politik penguasa dan kehidupan
masyarakat yang terlalu materialistis, lebih mementingkan pada urusan duniawi, dan menepikan tuhan dari kehidupan sehari-hari.
Padahal,
tasawuf sendiri telah muncul sebelum Islam, dalam pengertian bahwa semua ajaran
agama sebenarnya memiliki sumber yang sama, Tuhan. Perbedaan agama terletak
dari cara menemukan sumber tersebut. Tasawuf muncul sebagai bagian esoteris agama,
yang fungsinya melepaskan ikatan taklid buta seseorang terhadap agama.
Sebelumnya kita perlu memahami arti tasawuf mengenali Tuhan dengan cara yang sedikit berbeda dengan kebanyakan umat beragama.
Sebelumnya kita perlu memahami arti tasawuf mengenali Tuhan dengan cara yang sedikit berbeda dengan kebanyakan umat beragama.
Sering
dianggap mengada-adakan ibadah tasawuf juga sering dituduh sebagai kekafiran
tersembunyi dalam Islam. Oleh karena itu, kita perlu melihat praktik langsung
para sufi, akhlak mereka untuk membuktikan sejauh apa “kesesatan” atau
“kebenaran, yang berkaitan dengan sufi. Tasawuf adalah “sikap hidup” para sufi,
orang yang tasawuf
D. Asal-Usul
Tasawuf
Ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahlinya antara lain :
1. Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy mengatakan bahwa :”Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju (keridhaan) Allah dan meninggalkan (larangan-Nya) menuju kepada (perintah-Nya)
2. Sedangkan Imam Al-Ghazali
mengemukakan pendapat Abu Bakar al-Kataany yang mengatakan bahwa “Tasawuf
adalah budi pekerti, jadi barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti
atasmu, berarti ia memberikan bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang
jiwanya menerima (perintah) untuk beramal karena Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan
cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada
Allah Swt.
E. Essensi Tasawuf
Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisme dalam Islam” di kalangan orintalis Barat dikenal dengan sebutan “Sufisme” kata “Sufisme” merupakan istilah khusus mistisme Islam. Sehingga kata “Sufisme” tidak ada pada mistisme agama-agama lain.
Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Sedangkan ada juga tujuan lain seperti bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaun sufi.
F. Ibadah Ketat
para pelaku Tasawuf
Meskipun sekilas ”menyerang” ibadah umat
beragama, para pelaku tasawuf, sufi, sebenarnya sangat ketat dalam beribadah.
Bahkan, dikisahkan bahwa Husain bin Manshur (Al-Hallaj) salat 500 rakaat sehari
sebelum penggantungannya pada 922 M (biasanya Al-Hallaj salat 1000 rakaat).
Dikisahkan juga sufi seperti Ibnu Arabi, yang
terkenal dengan kemampuan kasyafnya (penyingkapan atas pengetahuan ilahi)
sangat rajin beribadah. Bahkan, bukunya yang paling terkenal, Futuhat
Al-Makiyya berarti ”Penyingkapan di Mekkah”, yang berisikan
pengalaman spiritual Ibnu
Arabi selama berhaji.
G. Maqamat
dalam Tasawuf
- Maqamat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah.
- Tingkatan maqamat adalah: taubat, zuhud, wara’, faqir, sabar, tawakkal, dan ridho.
- Taubat: memohon ampun disertai janji tidak akan mengulangi lagi.
- Zuhud: meninggalkan kehidupan dunia dan mengutamakan kebahagiaan di akhirat.
- Wara’: meninggalkan segala yang syubhat (tidak jelas halal haramnya).
- Faqir: tidak meminta lebih dari apa yang sudah diterima.
- Sabar: tabah dalam menjalankan perintah Allah dan tenang menghadapi cobaan.
- Tawakkal: berserah diri pada qada dan keputusan Allah.
- Ridho: tidak berusaha menentang qada Allah.
H. Konsep dalam Tasawuf
- Mahabbah: perasaan cinta yang mendalam secara ruhaniah kepada Allah.
- Ma’rifat: mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan.
- Wahdatul wujud: Bersatunya manusia dengan Tuhan. Manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.
- Insan Kamil: manusia yang dekat dan terbina potensi ruhaniahnya
I.Beberapa Tanggapan
Yang Kurang Tepat Mengenai Tasawuf
Tasawuf seringkali
disalahfahami dan dijelaskan secara yang mengelirukan. Gambaran-gambaran yang
diberikan terhadap tasawuf adakalanya bersifat menakutkan, sukar atau mustahil
dicapai atau menyentuh sudut-sudut tertentu tasawuf itu. Hal ini selalunya
terjadi apabila tasawuf itu dihuraikan oleh orang yang tidak berkeahlian serta
tidak memiliki pengetahuan yang mencukupi mengenainya, atau orang yang
sememangnya tidak menyukai tasawuf, atau mereka yang terpengaruh dengan
ulasan-ulasan yang diberikan oleh pengkaji-pengkaji tasawuf semata-mata tanpa
menyelami dan menghayatinya dari
J. Faedah-faedah
Mempelajari Akhlak Tasawuf
1-Memperteguhkan keimanan dan membina jatidiri
muslim
.2-Menimbulkan
kesedaran jiwa
3-Membina keperibadian
dan akhlak mulia
4-Membentuk insan yang
bertanggung jawab
5-Mewujudkan
persaudaraan, perpaduan, dan sifat rahmat sesama manusi
kalangan orang-orang Islam itu sendiri atau
orientalis barat
BAB III
Penutup
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahawa tasawuf itu sebenarnya merupakan pencapaian
martabat ihsan yang merupakan jiwa agama. Ia adalah satu dari tiga tunggak
utama agama Islam. Pencapaian martabat ini bukan sahaja memperteguhkan hubungan
seseorang itu dengan Tuhannya dalam bentuk peningkatan nilai keimanan, ibadah
dan akhlak, malah juga hubungannya dengan sesama manusia dalam bentuk kewujudan
rasa hormat menghormati, tanggungjawab dan keharmonian muamalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar