Kamis, 25 Juni 2015

APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG Al-QUR’AN?



APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG Al-QUR’AN?
diajukan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah
Ulumul Qur’an dan Hadits







Dosen:
Prof. Dr. Fathurrohman Rouf, MA

Disusun oleh:
Mimi Muthi’atillah, S.Pd.I

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEMESTER I
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM 45
BEKASI
1436 H / 2015

Al-qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Al-Qur’an adalah mashdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu maqru yang artinya yang dibaca.
Sedangkan menurut istilah, al-Qur’an adalah nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. yang ditulis dalam mushaf.
Para ahli ushul fiqih menetapkan bahwa Al-Qur’an adalah nama bagi keseluruhan Al-Qur’an dan nama bagi suku-sukunya.
Menurut pendapat ahli kalam, Al-qur’an adalah kalam azali yang terdapat pada dzat Allah yang senantiasa bergerak ( tak pernah diam) dan tidak pernah ditimpa suatu bencana.
Al-Alusy dalam Ruhul Ma’ani berkata: para Mutakallimin memberi nama Al-qur’an kepada kalimat-kalimat yang ghaib yang azali. Sejak dari awal Al-Fatihah sampai akhir An-Nas.. yaitu lafaz yang terlepas dari sifat kebendaan, baik secara yang dirasai, dikhayali, ataupun lain-lain yang tersusn pada sifat Allah yang qadim.
Menurut sebagian ulama, Al-Qur’an jika dibaca “Qur’an” dengan tidak membaca “AL” di depannya, adalah nama bagi segala yang dibaca. Namun jika dibaca “Al-Qur’an” maka tertuju kepada kalam Allah yang diturunkan dalam bahasa arab itu.
Menurut Al-Zarqani, Al-Qur’an adalah Kitab yang dijadikan oleh Allah sebagai penutup kitab-kitab yang diturunkan, sebuah kitab yang diturunkan kepada penutup para Nabi (Muhammad s.a.w) dengan agama yang universal (mencakup keseluruhan agama samawi) serta kekal sampai akhir kiamat.
Menurut Ali Ash-Shobuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (Mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Naas.
Sedangkan Ibnu Shalih mengatakan bahwa Al-Qur`an adalah Kalamullah Ta’ala, yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad SAW. sebagai hidayah bagi manusia menuju agama yang lurus, lalu Muhammad SAW membacakannya kepada orang-orang dengan menyeru mereka kepadanya, mengajarkannya kepada para sahabatnya yang mengimani seruannya, lalu merekapun menjaganya di dalam hati, menuliskannya di dalam kertas atau media tulis yang lain, serta hidup dengan petunjuknya, serta mencari cahayanya, mengamalkan segala ketetapan di dalamnya, serta berakhlak dengan perilaku yang tercantum dalam al-Qur`an, sehingga terealisasikanlah firman Allah pada Q.S Ali-Imran ayat 110 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Menurut Imam As-Suyuthi dalam kitab Al-ithqan, Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad, yang tidak dapat ditandingi oleh yang menentangnya. Walaupun sekedar ssatu surat saja dari padanya.
Sebagian Mutaakhirin menambahkan Al-Qur’an adalah yang kita beribadah dengan mentilawahkannya.
Menurut Ay-Syaukani dalam Al-Irsyad, yang lebih utama dikatakan “Al-Qur’an” itu kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad, yang ditilawahkan dengan lisan lagi mutawatir penukilannya.
Ringkasnya, dapat kita katakan, bahwa Al-Qur’an itu wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Muhammad SAW. yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir, yang dihuku kafir bagi yang mengingkarinya.
Kemudian apabila pengertian-pengertian kalimat “Qur’an” kita tinjau lebih jauh, maka terdapat lima pendapat.
Pertama menurut Asy-Syafi’y. Al-Qur’an yang dita’rifkan dengan “Al”, tidak berhamzah (tidak berbunyi An) dan tidak diambil dari suatu kalimat lain tidak diambil dari “qara’tu” sama dengan aku telah baca. Kalimat itu adalah nama resmi bagi kalamullah yang diturunkan kepada Muhammad. Menurut ini, harus kit abaca “Al-Qur’an” dengan tidak membunyikan “a”.
Kedua, menurut Al-Asy’Ary. Al-qur’an diambil dari lafadz “qarana” yang berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kemudian lafaz Qur’an itu dijadikan nama kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Dinamai wahyu Allah ini dengan Al-Qur’an. Mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya, dan huruf-hurufnya beriringan dan yang satu digabungkan dengan yang lain.
Ketiga, menurut Al-Faraa. Al-qur’an diambil dari kata qara-in (karinah-karinah). Mengingat bahwa ayat-ayat qur’an itu satu sama lain saling membenarkan. Dan kata qur’an dibaca Quran bukan qur’an. Ketiga pendapat tersebut tidak memberi hamzah.
Keempat, menurut Az Zajjaj. Qur’an dibaca qur’an atau diberi hamzah. Diambil dari kalimat qar’I yang berarti mengumpulkan. Karen Al-qur’an berisi dari kumpulan surat-surat dan mengumpulkan saripati dari kitab-kitab yang telah lalu.
 Kelima, pendapat Al-Lihyany dan segolongan ulama, bahwa lafaz “Qur’an” itu bermakna “yang dibaca” mashdar (dima’nakan dengan isim maf’u, karena Al-Qur’an itu dibaca, dinamailah dia “al-qur’an”, pendapat ini yang terkenal.
Menurut Dairatul Ma’arif Al-Islamiyah, Schwally dan Wellhausenberpendapat, bahwa kalimat “Qur’an” berasal dari bahasa Ibro (Suryani) yang ditulis “Kiryani” atau “keryani” artinya “yang dibacakan”. Menurut penapat Dairatul Ma’arif perkataan “qara’a” yang berarti “dia telah membaca” bukan behasa Arab asli, hanya bahasa asing yang dimasukan ke dalamnya.
Untuk memperoleh pengertian yang bernash bagi kalimat “Qur’an”, kita harus mengambil maknanya dan memperhatikan cara Al-Qur’an sendiri mempergunakan kalimat tersebut.
Di dalam surah Al-Qiyamah. Allah SWT. berfirman:
لا تحرك به لسانك لتعجل به. إنّ علينا جمعه وقرأنه. فإذا قرأناه فاتبع قرأنه
( القيامة 16-18)
jangan engkau gerakkan lidah engkau untuk bergegas-gegas mebacannya. Bahwasanya kami mengumpulkannya dan membacanya. Apabila kami telah membacanya ikutilah akan pembacaannya” (Al-Qiyamah 16-18)
Menurut lahir makna ayat ini, lafaz “Qur’an” diartikan “bacaan” yakni “Qur’an” ialah kalamullah yang dibaca berulang-ulang oleh manusia.
Makana ayat ini dikuatkan oleh ayat yang disebutkan dalam surah Al-Isra ayat 88.
Dan makna itu juga dipakai antara lain dalam surah-surah sebagai tersebut di bawah ini:
Al-Baqarah ayat 87
Al-Hijr ayat 87
Taha ayat 2
An-Naml ayat 6
Al-Ahqaf ayat 29
Al-Waqiah ayat 77
Al-Hasyr ayat 21
Al-Insan ayat 23
Ayat-ayat ini semuanya memberi pengertian, bahwa kalimat “Qur’an” menunjuk kepada “kalam Allah” yang diturunkan sebagai wahyu seperti taurat dan Injil. Dan tidak disyaratkan membacanyaitu harus di dalam suratan yang telah tertulis.
Ayat-ayat ini semunya melemahkan pendapat Asy-Syafiy yang berpendapat, bahwa kalimat “qur’an” itu tidak diambil dari sesuatu kalimat Arab yang lain dan menolak pendapat kaum orientalisten yang mengatakan bahwa lafaz Qur’an diambil dari kamilat Ajam. Kita akui bahwa tidak mustahil dan tidak ganjil masuk ke dalam Al-Qur’an beberapa kata dari bahasa lain.
Beberapa nama Al-Qur’an
Kalam Tuhan yang diwahyukan kepada Muhammad SAW. tidak hanya dinamai “Al-Qur’an” tetapi dinamai juga dengan Al-Kitab, Al-Furqan, dan Az-Zikr.
Raisul Mufassirin Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabary telah menjelaskan dalam tafsir besarnya “jami’ul bayan” sebab-sebab dinama Al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan dengan nama-nama yang lain.
Allah berfirman
نحن نقص عليك أحسن القصص بما أوحينا إليك هذا القران و إن كنت من قبله لمن الغافلين
(يوسف :3)
“kami ceritakan kepada engkau sebaik-baik kisah dengan wahyu yang kami wahyukan kepada engkau, yakni Al-Qur’an ini sesungguhnya engkau sebelum itu sungguh-sungguh dari orang yang lalai” (Yusuf:3)
     تبرك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين نذيرا ( الفرقان 1)
“maha suci Allah yang telah menurunkan “Furqan” (Al-Qur’an) kepada hambanya, agar dia menjadi “Nadzir”. Pemberi peringatan kepada seluruh alam” (Yusuf:1)
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحفظون (الحجر 9)
“bahwasanya kami telah menurunkan Az-Zikr (Al-Qur’an) dan bahwasanya kami sungguh akan memeliharanya”. (Al-Hijr 9)
Apabila kita perhatikan sebab-sebab Al-Qur’an dinamai dengan Al-Qur’an adalah karena ia dibaca,
Dinamai dengan Al-Furqan adalah karena dia menceraikan yang benar dari yang salah, atau membedakan antara yang hak dan yang bathil.
Dinama dengan Al-Kitab adalah karena dia ditulis.
Dan dinamai dengan Az-Zikr adalah karena dia suatu peringatan dari Allah. Tuhan menerangkan di dalamnya apa yang halal dan apa yang haram. Akan hudud, akan faraidh, dank arena dia suatu sebutan yang mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar