Jumat, 19 Juni 2015

ISLAM DI INDONESIA I



ISLAM DI INDONESIA I
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam









Dosen:
Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag

Disusun oleh:
Hj. Mimi Muthi’atillah, S.Pd.I

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEMESTER I
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM 45
BEKASI
1436 H / 2015


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.
Atas berkat rahmat serta inayah Allah jualah penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “ISLAM DI INDONESIA I”. Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Program Pascasarjana Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Dengan lapang dada penulis menerima saran dan kritiknya demi untuk menambah wawasan. Semoga karya ilmiah ini mendatangkan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya. Amin



Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
BAB II: PEMBAHASAN
A.     Kedatangan Islam ke Indonesia
B.     Perkembangan dan dan Penyebaran Islam di Indonesia
C.     Kerjaan-kerajaan Islam di Indonesia
BAB III: PENUTUP
A.     Kesimpulan
B.     Saran-saran
CATATAN AKHIR
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Sebelum abad ke dua puluh , hampir seluruh perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan dari cengkeraman penjajah bangsa barat dilakukan dengan jalan perang. Dalam perjuangan itu peranan umat Islam besar sekali,1  umat Islam memiliki peran yang sangat besar dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia bahkan sampai perkembangan bangsa Indonesia saat ini.
Adanya Islam di Indonesia tentu ada sejarahnya, sejarah kedatangan Islam ke Indonesia, sejarah perkembangan dan penyebaran Islam di Indonesia. Pembahasan sejarah perkembangan peradaban islam yang sangat panjang dan luas itu tidak bisa dilepaskan dari pembahasan sejarah perkembangan dan politiknya,2 kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta alirah dan gerakan Radikal yang hadir kemudia.
Apabila dalam sejarah kita ketahui sebab-sebab kemajuan islam, maka tentulah kita usahakan sebab-sebab kemajuan itu. Dan apabila kita ketahui sebab-sebab kemunduran, tentulah kita hindarkan sebab-sebab kemunduran itu.3 di dalam Al-Quran pun dikatakan bahwa di dalam sejarah terdapat mauidhah-pelajaran dan haq-kebenaran, rahmat, dan huda-petunjuk bagi orang yang mengerti dan beriman.


B.     Rumusan Masalah
Dengan berpedoman pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka pemakalah merumuskan sebagai berikut:
1.      Kapan kedatangan islam ke Indonesia?
2.      Bagaimana perkembangan dan penyebaran Islam di Indonesia?
3.      Apa saja kerjaan-kerjaan islam di Indonesia?

C.     Tujuan Penulisan
Setelah didapat rumusan masalah di atas maka tujuan pembahasan adalah :
1.      Menegetahui kapan kedatangan islam ke Indonesia?
2.      Menegetahui bagaimana perkembangan dan penyebaran Islam di Indonesia?
3.      Mengetahui apa saja kerjaan-kerjaan islam di Indonesia?





BAB II
PEMBAHASAN
A.     Kedatangan Islam Ke Indonesia
Agama Islam tersebar di Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia sejak abad ke-12 atau ke-13.4  namun kita ketahui penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia tenggara. Wilayah barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual di sama menarik bagi para pedagang yang menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada pedangan asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi pedagang asing, seperti Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatera, Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.5
Pada masa lampau, Sumatera dikenal dengan banyak nama. Orang-orang India Utara mengenalnya sebagai Suvarnadvipa, yang secara literal bermakna pulau emas, meskipun mungkin juga bahwa nama ini, yang digunakan secara generic, berlaku juga untuk Kalimantan . kaum Cina pada mulanya menggunakan nama Shi Li Fo Shi (Chelifoche). Setelah abad 10 M, dari awal Dinasti Song, dalam kronik-kronik resmi nama ini diganti dengan San Fo Qi (Sanfotsi). Nama Arab bagi Sumatera dan kemudian Kekaisaran Sriwijaya pada mulanya adalah Zabag, Sribuza, dan Qamar belakangan pula digunakan pula. Juga tampak bahwa selama abad ke-8 dan 9 M, Zabag digunakan untuk menyebut Jawa, meskipun semua nama ini kebanyakan nama ini digunakan untuk menyebut Sriwijaya.6
Nama-nama Arab untuk menyebut Sumatera, Jawa ataupun Kekaisaran Sriwijaya pada abad ke-8 dan 9 M, menjadi bukti bahwa bangsa Arab sudah sampai di Indonesia sebelum abad ke-12 atau ke-13.
Bangsa Arab yang membawa dan menyebarkan Islam ke Indonesia tentu adalah pedagang karena memang Indonesia terutama wilayah Barat Nusantara merupakan titik perhatian, terutama hasil buminya yang menarik.
Bahkan, dikatakan pedagang-pedagang Muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (abad 1 H), ketika Islam pertama kali berkembang Timur Tengah. Malaka, jauh sebelum ditaklukan Portugis (1511 M), merupakan pusat lalu-lintas perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutn dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama Gujarat, yang malakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada waktu itu. Dengan demikian, Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting. Lebih ke Barat lagi dari Gujarat, perjalanan laut melalui laut Arab. Dari sana perjalanan bercabang dua. Jalan pertama di sebelah utara menuju Teluk Oman, melalui Selat Ormuz, ke Teluk Persia. Jalan kedua menuju Teluk Aden dan laut Merah, dan dari kota Sues jalan perdagangan harus melalui daratan ke Kairo dan Iskandaria. Melalui jalan pelayaran tersebut, kapal-kapal Arab, Persia dan India mondar-mandir dari Barat ke Timur dan terus ke negeri cina dengan menggunakan angin musim untuk pelayaran pulang perginya.7
Bukti lain mengatakan, perjalanan Ibnu Bathutha, pengembara Maghribi (725 H/ 1325 M). dalam perjalanannya pulang-pergi ke Tiongkok, ia singgah di Pasai. Pada masa itu pasai telah menjadi kerjaan Islam dibawah perintah Raja bernama Al-Malikuz Zahir.8
Menurut penulis Islam di Indonesia dibawa oleh para pedagang-pedagang Muslim asal Arab sebelum abad ke-12 karena jauh sebelum itu sudah ada pedagang-pedagang asal Arab yang datang ke Indonesia.
Orang Arab telah mengenal pulau Sumatera pada abad ke-9, banyak diantara orang-orang Arab yang datang ke Sumatera dan pulau-pulau di Indonesia yang lain untuk berniaga. Dan dalam perniagaannya mereka juga mensyiarkan agama Islam.
B.     Perkembangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
para pedagang Muslim yang mula-mula masuk ke Indonesia. Pandai sekali menyiarkan agama Islam, yaitu dengan menganjurkan agama itu kepada raja-raja, sesuai dengan perbuatan Nabi Muhammad SAW yang berkirim surat kepada raja-raja, mengajak mereka memeluk agama Islam. Apabila raja itu telah memeluk agama Islam, maka tentulah rakyatnya akan turut memeluk agama itu.9 namun belum ada bukti bahwa pribumi Indonesia yang disinggahi pedagang Muslim itu beragama Islam.
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam,10  yaitu:
1.      Perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran Islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang Muslim (Persia, Arab dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.11
2.      Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan, tertarik menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin mereka diislamkan lebih dahulu.12
3.      Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Dengan tasawuf bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam fikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.13
4.      Pendidikan
Perkembangan Islam melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang didirikan oleh guru-guru agama, kiyai dan ulama.
Sistem pendidikan di Pesantren bermula jauh sebelum kedatangan agama Islam di Indonesia. Pendirian pesantren bermula dari pengakuan masyarakat tertentu kepada keunggulan sesorang yang alim atau sesorang yang memiliki ilmu. Karena banyak orang yang ingin memperoleh dan mempelajari ilmu, maka mereka berdatangan kepada tokoh tersebut untuk menimba pengetahuan. Keunggulan tokoh itu terutama ditekankan pada ketakwaan kepada Yang Maha Tinggi serta ajaran atau agama yang dianutnya dan kepada kesalehan serta tingkah lakunya sehari-hari.14
5.      Kesenian
Salah satu penyebaran dan perkembangan Islam dengan kesenian yang kita kenal adalah pertunjukan wayang oleh Sunan Kalijaga.
6.      Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam stelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.

C.     Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Masuknya Islam ke Indonesia mempengaruhi Politik dan akhirnya lahir kerjaan-kerajaan Islam, diantaranya;
1.      Samudera Pasai
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang diperkirakan muncul awal atau pertengahan abad ke-13 M. Samudera Pasai terletak di pesisir Timur laut Aceh.
Bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 M itu didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asala Samudera pasai. Dari nisan itu dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H. yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.15
Raja pertama kerajaan Samudera Pasai adalah Malik Al-Saleh.
2.      Aceh ddarussalam
Daerah yang kini dikenal dengan Kabupaten Aceh Besar merupakan Kerajaan Aceh Besar. Dan berdiri kira-kira pada abad ke-15 M.
3.      Demak
Lahirnya kerajaan Islam Demak adalah pada abad ke-15 dengan raja pertamanya adalah Raden Patah.
4.      Pajang
Kesultanan Pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai pewaris kerajaan Islam Demak. Kesultanan yang terletak di daerah kartasura sekarang itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau jawa. Usia kesultanan ini tidak panjang. Kekuasaan dan kebesarannya kemudian diambil alih oleh kerajaan Mataram.
Sultan atau raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi.
5.      Mataram
Kerajaan Mataram muncul pada tahun 1577 M dengan raja pertamanya Ki Gede Pamanahan. Kerajaan Mataram merupakan hadiah dari Sultan Adiwijaya untuk menghadapi dan menumpas pemberontakan Aria panangsang.
6.      Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Sunan Gunung Jati dan merupakan kerjaan Islam pertama di Jawa Barat.
7.      Banten
Kerajaan Islam banten merupakan perluasaan penyebaran islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung jati.  Yang kemudian kekuasaannya itu diserahkan kepada putranya Hasanuddin.
8.      Banjar
Banjar merupakan kelanjutan kerajaan daha yang beragama Hindu. Terletak di Kalimantan Selatan.
9.      Kutai
Penyebaran Islam dikutai diperkirakan pada tahun 1575 M. kerajaan ini terletak di Kalimantan Timur.
10.  Maluku
Islam mencapai kepulauan rempah-rempah yang sekarang dikenal dengan Maluku ini pada pertengahan terakhir abad ke-15. Sekitar tahun 1460 M. raja ternate memeluk agama Islam. Nama raja itu adalah Vongi Tidore. Ia mengam bil seorang istri keturunan ningrat dari Jawa. Namun H. J. de graaf berpendapat, raja pertama yang benar-benar Muslim adalah Zayn Al-‘Abidin (1486-1500 M).17
11.  Gowa-tallo
Kerajaan Gowa-Tallo biasanya disebut kerajaan Makassar. Terletak di Sulawesi.






BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Islam menyebar ke Nusantara pada abad ke-12 atau ke-13 M. namun pedagang-pedagang Muslim asal Arab sudah datang ke Nusantara jauh sebelum itu.
Penyebaran islam di Indonesia melalu beberapa hal diantaranya, perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik.
Kerajaan-kerajaan islam di Indonesia tersebar dari Sumatra yang terdapat kerjaat Samudera Pasai, kerajaan Aceh Darussalam. Sedangkan di Jawa terdapat kerajaan demak, kerajaan Pajang, kerajaan Mataram, kerajaan Cirebon dan kerajaan Banten. Dan di Kalimantan ada kerajaan banjar dan kerjajaan Kutai. Adapula kerajaan Maluku yang merupakan keulauan rempah-rempah. Kerajaan Islam juga terdapat di Sulawesi yaitu kerajaan Gowa-Tallo.
B. Saran
Mengingat keterbatan reverensi, maka kepada para pembaca diharapkan mengambil rujukan-rujukan lain sebagai bahan komparasi. Sementara itu, sebagai penyusun, saya sangat mengharapkan masukan konstuktif baik berupa kritikan ataupun saran demi perbaikan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bernilai ilmiyah di mata pembaca dan tentunya bernilai amaliyah di sisi Allah swt.


CATATAN AKHIR
1.      A. Djamil, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Semarang: CV. Toha Putra, 1986).h.9
2.      Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.5
3.      Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 2008)
4.      De Graff, kerajaan-kerajaan islam di Jawa, (Jakarta: Pt. Pustaka Grafitipers, 1986).h.18
5.      Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.191
6.      Paul Michael Munoz, Kerajaan-kerajaan Awal kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, (Yogyakarta: Media Abadi, 2013).h.154
7.      Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.191
8.      Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 2008).h.3
9.      Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 2008)
10.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.201
11.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.201
12.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.202
13.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.202
14.  Sumarsono Mestoko, Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1986).h.231
15.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.205
16.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.212
17.  Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).h.222




DAFTAR PUSTAKA
A. Djamil, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Semarang: CV. Toha Putra, 1986
Badri yatim, Sejarah Peradaban islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008
De Graff, kerajaan-kerajaan islam di Jawa, Jakarta: Pt. Pustaka Grafitipers, 1986
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzurriyyah, 2008
Paul Michael Munoz, Kerajaan-kerajaan Awal kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Yogyakarta: Media Abadi, 2013
Sumarsono Mestoko, Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman, Jakarta: Balai Pustaka, 1986

Tidak ada komentar:

Posting Komentar